Kamis, 17 Januari 2013

Mendiang karya SN Ratmana


Merasa perlu nge-post tentang ini karena sebelumnya saya udah ngemention judulnya, tapi ga nyeritain apa-apa, hahaa...

Jadi cerpen ini adalah salah satu dari cerpen yang saya suka. Seperti yang saya bilang sebelumnya, gaya bahasa cerpen jaman dulu selalu memberikan nuansa yang berbeda saat membacanya.
Ceritanya adalah tentang seorang anak perempuan yang menginjak usia remaja, yaaah masih labil-labil gitu lah yaa. Nama tokohnya saya lupa siapa. Anak ini ternyata diam-diam naksir sama salah satu guru SMA nya yang masih muda.

Di sekolahan dia diceritakan sebagai anak yang pendiam. Namun ternyata anak ini nekat datang ke rumah pak guru yang dia sukai itu. Berulang-ulang hingga pak guru merasa terganggu. Memang love affection yang agak aneh...

Sampai pada akhirnya pak guru memberanikan diri untuk bilang ke muridnya itu agar tak mengganggu dia lagi sampai ke rumah. Semenjak itu si anak jadi tidak pernah lagi datang ke rumah.
 ---yah maaf banget saya ga bakat nyeritainnya

Intinya, kejadian itu sudah hampir dilupakan oleh pak guru, hingga dia pun sudah memiliki istri.
Suatu hari ketika pak guru ingin berobat ke klinik, dia melihat mantan muridnya itu, ditemani seorang laki-laki yang tak ia kenal. Tampaknya Wati (oh iya, namanya itu! Barusan searching :D) sedang hamil dan datang ke klinik untuk kontrol kehamilan. Pak guru pun menyapa Wati. Dilihatnya Wati seperti berbeda dari sebelumnya, lebih tenang dan pendiam. Pak guru juga berbaik sangka melihat lelaki yang menemani Wati beranggapan bahwa beliau mungkin adalah suami Wati. "Akhirnya anak itu mendapatkan pasangannya."

Sampai suatu hari ketika dia melewati sebuah toko sepatu milik suami Wati, orang ramai berkerumun di sana. Ketika ia bertanya pada orang yang lalu lalang, ternyata muridnya Wati telah meninggal dunia. Ia pun memberanikan diri masuk. Di sanalah ia melihat sesuatu yang asing baginya. Mayat Wati diselenggarakan dalam tradisi China. Menurutnya Wati justru pergi meninggalkan dunia dengan orang-orang asing di sekitarnya. Tak ada keluarganya, kecuali keluarga suaminya.

Menurut saya, cerpen ini memberikan warna tersendiri (kalau ga ngerti baca ringkasan saya boleh download di sini nih --> download). Kenapa? Sepertinya pak SN Ratmana berusaha menyampaikan suatu pesan, di mana seseorang yang tak berhati-hati bahkan bisa terambil identitasnya. Seperti Wati, yang namanya berubah menjadi nama keluarga suaminya, orang-orang pun tak banyak yang tau tentang nasib dia yang sekarang, menjadi istri dari pemilik toko sepatu. Dan sedihnya, hingga Wati meninggal pun dia tetap berada di antara yang asing, mayatnya diselenggarakan dengan cara asing, bukannya dimandikan, dikafani, dan dishalatkan. Mungkin menurut SN Ratmana, tak seperti itulah harusnya sebuah kehidupan berakhir. Berada di antara orang-orang asing.

Pusing yaa? Saya juga jadi pusing nih, jadi bingung sendiri. Benarkah nilai itu yang ingin disampaikan? 

Udah mulai tertarik? Selamat menikmati cerpennya dan ambil hikmahnya :)


4 komentar:

Arum Puspa Seruni mengatakan...

maaf, pernah buka cerpen aslinya nggak? kalo ada bagi linknya dong. lagi butuh banget soalnya buat tugas, tapi nyari nggak ketemu2. tolong banget ya, terimakasih :-)

Arum Puspa Seruni mengatakan...

maaf, pernah buka cerpen aslinya nggak? kalo ada bagi linknya dong. lagi butuh banget soalnya buat tugas, tapi nyari nggak ketemu2. tolong banget ya, terimakasih :-)

rahmiamiaa mengatakan...

link yang di atas itu cerpen aslinya kok

her whale mengatakan...

waa terimakasihh yaa, ngebantu bgt(: