Senin, 30 Desember 2013

Al An'am

6: 94. "And behold! ye come to us bare and alone as We created you for the first time: ye have left behind you all (the favours) which We bestowed on you: We see not with you your intercessors whom ye thought to be partners in your affairs: so now all relations between you have been cut off, and your (pet) fancies have left you in the lurch!"
6: 94. Dan sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu Kami ciptakan pada mulanya, dan kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia) apa yang telah Kami kurniakan kepadamu; dan Kami tiada melihat besertamu pemberi syafaat yang kamu anggap bahwa mereka itu sekutu-sekutu Tuhan di antara kamu. Sungguh telah terputuslah (pertalian) antara kamu dan telah lenyap daripada kamu apa yang dahulu kamu anggap (sebagai sekutu Allah).

Kamis, 12 Desember 2013

3,5 years made it

Jumat, 6 Desember 2013, tanpa terasa sampailah saya pada hari itu. Hari itu adalah hari terakhir kalinya saya menjalani kegiatan perkuliahan formal di kampus Jatinangor ini. Ditutup dengan kelas tutorial bersama teman-teman grup C2. Pastinya banyak hal berlalu dari semenjak pertama kali saya menginjakkan kaki ke kampus ini. Sebagai orang yang tidak mengenal siapa-siapa, tidak mengenal daerahnya, jauh dari orangtua, jauh dari semua kemanjaan yang biasa saya dapatkan di rumah.

Mulai dari pertama kali saya menginjakkan kaki di  Bale Padjadjaran 3, berharap-harap cemas menunggu ketiga teman sekamar lainnya, Mutia, Pute, dan yang terakhir kali datang di sore hari, di hari terakhir sebelum besoknya OPPEK, Chelsea. Bahkan saya masih ingat keramaian yang terjadi di kamar 33 saat Chelsea sekeluarga datang dengan hebohnya. Mama, kakak, dan adik-adiknya Chelsea yang super ramah :) Maka mulai dari sini, saya menemukan satu-persatu keluarga saya.

Tak bisa dipungkiri kalau pada akhirnya di antara mereka bertiga saya langsung merasa lebih akrab dengan Chelsea, yang terbuka, keibuan, perhatian, dan tanpa segan-segan bakal negur saya kalau saya lagi malas-malasan belajar. "Mi, lo harus belajar mi." "Mi, bangun mi." Yaa.. saya memang tukang tidur kalau di kamar. Dengan santainya saya bisa tertidur pulas, sementara dua orang teman saya lainnya begadang habis-habisan untuk belajar. Tapi Chelsea dan Muti pada akhirnya menyadarkan saya tentang berusaha keras dan tidak gampang menyerah. Dan tentunya banyak hal yang sudah kita lakukan bersama-sama. Walaupun biasanya hampir setiap weekend saya ditinggal sendirian di kamar, karena mereka semua pasti balik ke Jakarta, tapi beberapa weekend di bale yang ditemani Chelsea ataupun Muti jadi lumayan berkesan juga. Kalau udah giliran mereka ga pulang, biasanya kita keluar abis maghrib buat beli makan plus berburu DVD, abis itu nonton bareng deh di kamar (which is saya jarang banget ikutan). Huaa kangen kaliaaan :''(

Oh iya, dan tentunya tidak akan lupa juga tetangga kamar lain, yang jadi target nyampah saya kalau mereka berdua sedang tidak di kamar, ada kamar 26: Herning, Karina, Fani, dan Icha, dan kamarnya Lidya dan Fahma, plus kamar di lantai bawah Yaya, Dewi, dan Uus. Yap inilah keluarga baru saya.

Lalu teman-teman tutor pertama saya di D4, ada Detti, Dhita, Ucrit, Ajeng, Pute (lagi, hehe), Mala, Opik, Gem, Yayak, dan Enggar. Ada yang ga kesebut? Maaf yaa, don't meant it. Di hari pertama saya langsung merasa nyambung ngobrol sama Detti. We shared many things. Saya dengan polosnya langsung cerita banyak ke Detti kalau banyak banget masalah culture shock yang saya hadapi pas awal-awal di sini. Kesenangan saya semakin bertambah saat tau kalau Detti juga sesama INTJ- the strategist. Hal-hal tidak menyenangkan yang terjadi di tutor (presentasi LI kurang maksimal, ga ngerti pelajaran, tutornya aneh) selalu jadi bahan obrolan panjang setiap pulang kuliah. Selain Detti juga ada Mala dan Dhita yang baik hati. Dan tentunya teman-teman lain, teman-teman yang menjadi saksi kepolosan dan ketidaktahuan saat masih awal-awal di FK. Teman-teman yang jadi saksi pas kita semua ditutorin sama Prof Tri, sampai pas bulan Ramadhan diundang buka di rumahnya :) That was sweet

Berlanjut ke semester 2, setelah tanpa terasa 5 bulan terlewati, dengan dua kali SOCA yang hasilnya tidak begitu memuaskan. Tutor RPS waktu itu juga tidak kalah seru. Aku yang memang biasanya selalu telat beradaptasi, sudah mulai bisa menyesuaikan diri dengan suasana FK. Proses pembuatan dan presentasi LI jadi lumayan baik dibanding saat FBS. Dosen-dosen tutor yang menyenangkan dan lebih easy going sangat membantu waktu itu. Di tutor ini juga saya akhirnya jadi lumayan lebih dekat dengan Dini, salah satu teman yang sampai hari ini sudah merecoki banyak bagian dari hidup saya, haha. To be honest, karena Dini lah akhirnya saya mendapatkan semangat lagi dalam belajar di FK, dengan sedikit lebih berani mengatakan pada diri sendiri bahwa saya memang pantas di sini. Dini yang entah karena saking baiknya, atau memang dengan tulus selalu bilang ke saya, "Tu kan Mia bisa,". Saya menyaksikan sendiri bahwa memang usaha dan kerja keraslah (especially untuk usaha begadangnya Dini) yang membuat semuanya jadi mungkin.

Rasanya warna-warni FK tidak akan lengkap tanpa kegiatan kemahasiswaannya yang padat merayap. Waktu itu saya pernah coba-coba ikutan Senat Mahasiswa, yang diketuai oleh kang Radit, yang pada akhirnya saya dapatkan diri saya tidak terlalu cocok di sana. Untungnya di saat yang sama saya juga memilih Asy-Syifaa' yang waktu itu dengan status DKM nya, sebagai kegiatan "tambahan" dalam mewarnai hidup saya di FK (dan ternyata dia sukses mendominasi -___-). Inget banget suasana EMBRYO nya yang bertempat di Situ Patenggang. Cukup tau saja kalau waktu itu sekitar jam 3-4 subuh kita disuruh jalan kaki dari Ranca Upas ke Situ Patenggang (sampai sekarang saya masih belum terlalu ngerti kenapa harus sesubuh itu, dan kenapa harus jalan kaki??). Itu kegiatan kemahasiswaan yang paling berkesan bagi saya, walaupun sebelumnya juga ada kegiatan lain, yaah let's say Supercamp. No comment -,- 

Naah di Asy-Syifaa' ini jugalah akhirnya saya menemukan potongan rumah baru lagi. Saya merasa nyaman di sini, dengan teteh-tetehnya yang kalem dan lembut, dengan teman-teman yang sangat menginspirasi dan memberikan hidayah. Hiks jadi terharu... Sampai akhirnya saya berhasil tercebur seutuhnya di sini, kenal dengan teman-teman yang sampai sekarang insya Allah selalu bersama-sama dalam meraih hidayah-Nya. Afifah, Elsye, Amila, Icha, Pusfa, Teh Farah (walaupun dia ga ikut Asy-Syifaa' sih), Sheilla (walaupun deketnya pas udah tahun 3 :p). Thanks to you all. You are all the real family :''')

Tahun demi tahun berlanjut, sistem demi sistem, kelompok tutor ke kelompok tutor berikutnya, daan sampailah pada masa-masa sulit. Skripsi. Yang pada awalnya sempat terbayangkan tidak akan pernah selesai. Yang pada W-2 saya merasa masih belum move on dari bab I Latar Belakang, bolak-balik Bandung-Nangor untuk bimbingan, cari jurnal, mencari dosen pembimbing, menunggu dosen pembimbing di lorong IPD yang sepi karena hampir sebagian dokter sudah pulang. Oh iya, ga akan lupa juga pertama kali naik lantai 4 IPD, saya (yang emang norak ini) sempat bengong dulu melihat pemandangan kota Bandung dari berandanya. Masa-masa bolak-balik dengan Arnest, yang menguras energi dan uang jajan, hiks. Akhirnya tanggal 20 November lalu saya pun, bersama teman-teman lainnya berhasil mengumpulkan jurnal (yang belum disidang, #ups).

3,5 tahun, apa yang saya dapatkan? Mungkin masih banyak ilmu kedokteran yang belum saya kuasai. Sekian banyak otot yang masih saya belum bisa sebutkan namanya, berpuluh-puluh nama saraf yang masih sulit bagi saya untuk membayangkannya, begitu banyak patogenesis penyakit yang belum saya mengerti, begitu banyak lecture yang dengan mudahnya saya lupakan begitu saja sesaat setelah lecture usai. Banyak. Banyak sekali. Hingga saya merasa, "Ngapain aja 3,5 tahun??" Tapi sisi lain dari diri saya pun tidak menerima begitu saja pertanyaan retoris itu. 

Banyak yang saya belum tahu, atau mungkin lupa. Tapi banyak juga hal berharga yang saya dapatkan di sini. Tentang teman-teman semua, tentang pentingnya berbagi, pentingnya peduli. Begitu sering kita ditempatkan bersama-sama, di bale, kelompok tutor, kegiatan kemahasiswaan, kepanitiaan, jalan-jalan bareng yang rata-rata kita pasti pada akhirnya merasa lebih nyaman dengan teman-teman FK lagi, dengan teman-teman yang seangkatan lagi. Banyak hal yang berubah dari diri saya, yang tanpa sadar adalah karena teman-teman semua di FK, tentang semangatnya, tentang kemauan belajar. Satu hal yang tak kalah penting adalah pelajaran-pelajaran berharga dari dosen-dosen di FK yang mengajarkan arti pentingnya ilmu, pentingnya etika, pentingnya curiosity, pentingnya jujur, and a true meaning of becoming a doctor.

Yet, this is not the end after all, there is still koas, for 1 and a half year, still a long journey to become a doctor. Bahkan skripsi pun belum, sidang pun belum, UAS saja masih belum berakhir. But it's truly getting closer. Ya Allah, tunjuki selalu langkah ini. Berikan selalu yang terbaik Ya Allaah.. Your plan is what obviously the best of all :)

Pemandangan dari lt 4 IPD (sumber: pribadi)