Sabtu, 09 Maret 2013

Lesson #4

Saat kita berpikir untuk memilih melakukan suatu hal di lain waktu, maka saat itulah sebenarnya waktu yang tepat untuk mengerjakan hal itu. Stop procrastinating!

Miss Kepo

Sudah tidak ingat lagi rasanya pertama kali aku bertemu dengannya. Yang kuingat saat itu aku masih sangat merasa asing dengan lingkungan baru, di kampus. Yang awalnya aku bisa sesuka hati ingin nonton TV, baca komik, novel, dll harus berubah digantikan tugas yang seakan tak habis-habis. Belum lagi harus mengikuti masa orientasi untuk mahasiswa baru. Oh iya! Itu dia! Karena masa orientasi itu aku bertemu dengannya, Miss Kepo.

Dari nama sudah terdengar jelas, yaaa apa lagi kalau bukan tukang kepo. Awalnya sih biasa aja ditanya macem-macem. Lama-lama kok jadi agak bosan ya. Gimana keluarganya? Gimana keadaan rohaninya? Gimana LI nya? Ada kesulitan? Ya, dialah miss kepo, si teteh mentor.

Dalam hati terpikir, si teteh kayanya ga ada agenda lain gitu ya selain ngepoin anak orang. Selain ngurusin anak orang. Dengan sabar mengasup nutrisi bagi jiwa-jiwa yang haus akan hidayah. Lama-lama akhirnya aku pun merasa nyaman. Gimana orang tuanya, sehat? Keuangannya gimana? Fisik sehat? Olahraga ga minggu ini? Lama-lama pertanyaan-pertanyaan itu menjadi pelengkap 1 pekan dalam hidupku.

Ingat banget dulu saat masih merasa mentoring itu tidak ada gunanya, aku sempet kabur langsung ke bale. Ternyata miss kepo tak mudah menyerah rupanya. Akupun ditelfon dan ditanyai lagi berada di mana. Dengan polos akhirnya aku jawab lupa dan lalala. Tapi semenjak saat itu aku tidak pernah lagi melewatkan mentoring kecuali kalau ada agenda yang sangat urgent.

Kenapa ya segitunya? Ga dateng ditelfonin. Lupa qiyamullail diingetin. Udah lama ga mentoring disamperin, ditanyain lagi ada masalah apa. Atau dengan semangat yang gigih, biasanya miss kepo bakal ngepoin ke temennya anak yang ga dateng2 mentoring itu. Segala cara dilakukan hanya demi adik mentor agar bisa dateng mentoring lagi. Lebai banget sih.

Setahun sudah kehidupanku di FK, akhirnya akupun diberi kesempatan untuk bisa merasakan bagaimana rasanya memiliki adik mentor. Hmm, memang ruaarr biasa :D Ada yang cuma dateng pas pertemuan pertama doang. Ada yang baru kumpul langsung bertanya, "Biasanya mentoring berapa lama teh?" Akhirnya ngementor mengajarkanku untuk bertanggung jawab atas orang lain. Akhirnya aku mengerti kenapa para Miss Kepo tidak pernah kehilangan cara untuk menarik adik-adiknya agar ikut mentoring. Seberapa gregetnya miss Kepo mendengarkan kata-kata, "Teh, kan MAI (Mabim Agama Islam) nya udah selesai, kok masih ada mentoring?" Dengan melekatnya gelar mentor, terkadang tanpa sadar senyum kita akan terlatih untuk muncul begitu saja di saat-saat seperti itu.

Itulah sekilas pengalamnku dengan miss Kepo. Banyak macam karakter miss kepo yang sudah kukenal, mulai dari yang pendiam, cumlauder, dan miss kepo kelas berat telah pernah untuk beberapa bulan bersama-sama denganku dan teman-teman lainnya di dalam kelompok yang sama. Satu hal yang harus kita sadari dari awal, sayangilah miss kepo kita apa adanya. Bagaimanapun ia, sependiam apapun ia, se(kelihatannya)serius apapun ia, suatu saat nanti pasti kita akan merindukannya. Dan jangan lupa untuk selalu mendoakannya, karena kamu sadari atau tidak di dalam setiap donya pasti juga terselip namamu :) Miss Kepo, I thought that you are just too strong to be true, but it's not, you are! You are just strong! And you are so true.