Kamis, 27 Mei 2021

Staycation at Grandia Hotel

Alhamdulillah bulan Maret lalu mendapat rezeki untuk menginap di salah satu hotel di tengah-tengah kota Bandung. Sebenernya waktu itu inginnya sih di Grand Tjokro atau De Paviljoen yaa.. Huhuu apa daya setelah menghitung-hitung budget, kita akhirnya memutuskan untuk staycation di hotel dengan range harga menengah aja deh, di 400 an, biar bisa menginap 2 malam. Maklum, sobat irit aku tuh. Waktu itu kriterianya harus ada kolam renangnya, dan akhirnya terpilihlah hotel Grandia.

Saya waktu itu tidak berekspektasi tinggi sama hotel ini, melihat harganya yang tidak terlalu mahal dan bahkan jauh lebih murah jika dibandingkan dengan hotel-hotel mewah yang terletak di sekitarnya (area Jl riau). Ternyata untuk harga segitu (sekitar 900 ribuan untuk 2 malam), fasilitas yang disediakan sangat memuaskan. Waktu itu kita memesan kamar tipe double deluxe (yang paling standar). Kamar bersih, AC dan air panas tidak ada masalah, TV kabel dan ada wifi pastinya. Saat masuk kamar pun ga bau debu atau apek, dan kerennya lagi ternyata kita dapet city view yang lumayan bangeet, langsung menghadap ke jembatan pasupati. Jendela kamarnya juga luas banget, bisa lah buat foto ala2 berlatarkan kota bandung. Sarapanpun beragam dan rasanya enak standar hotel lah ya. Tempat makannya berada di pinggir kolam renang, diiringi juga oleh live music dari aa2 yang di perempatan lampu merah. Lokasinya memang pas banget di perempatan cihampelas guys.

Nah segitu sih yang bisa dishare tentang Hotel Grandia. Gak banyak memang, tapi lumayan banget untuk melepas penat dari rutinitas di rumah, untuk lari sesaat dari tumpukan cucian dan keharusan memasak. Pasti ada beberapa kekurangan namun lebih kepada hal-hal yang bukan fundamental, seperti tidak ada playground anak, atau tidak ada taman untuk lari-larian anak, tapi anak saya terlihat sangat puas dengan berkeliling di restorannya dan bisa bermain di kolam renangnya. Oh iya kolam renangnya juga ada 2 ya, untuk anak dan dewasa, tapi tidak air hangat. Keduanya kolam renang air dingin. But that's okay.

Dengan fasilitas standar yang ditawarkan, mereka sangat profesional menurut saya. Jadi walaupun sederhana, tidak ada kendala yang berarti juga. Over all saya dan keluarga puas menginap di Grandia :)

Oh iyaa, waktu itu kita booking langsung ke website hotelnya. Saya kurang tau perbandingan harga jika booking via apikasi atau web lainnya, tapi sepertinya langsung ke hotel akan lebih murah. Selamat merencanakan liburan 😍

Kelupaan lagii, untuk protokol kesehatan, saat masuk ada form yang harus diisi, beserta dilakukan juga pengecekan suhu. Dan tombol lift nya sudah pakai sensor gerakan yaa (atau sensor apa ya namanya, intinya yang tidak perlu disentuh)

Kamis, 15 April 2021

Dear 8-year old-me


 

Dear 8-year old me, yang mungkin dulu sedang menonton video ini. Kamu dulu anak yang seperti apa ya? The now-you have forgot so much about you. Your sincerity, your kindness? Or were you? Yang jelas dulu kamu suka banget pasti kan sama Sherina dan lagu di atas. Even until today, my heart touched listening to this. I cried :(

Dear 8-year old-me, begitu tulus dan asli, seorang idola pada masa kanak-kanakmu. Pada saat menonton ini, atau masa-masa lain saat aku mengagumi seorang Sherina, I remember, saat itulah mimpi demi mimpi terjalin, terajut sampai tinggi. Setiap mimpi kau wujudkan melalui permainan demi permainan. "Aku jadi Sherina ya, kamu jadi temannya". "Yuk, nyanyi Menikmati Hari" sambil, tentu saja, menirukan gerakan di film nya Sherina. We remembered almost all of those scenes. We remembered it very well, and we reenacted it with pride.

Dear 8-year old-me, tidak ada perasaan minder kala itu. Tidak ada bisikan-bisikan "mana bisa", "gak mungkin lah" kala itu. You talked to yourself that you are a pretty girl, you are a nice girl to everyone. You decided what person you want you to be, and surely, yes you can. 

Dear 8-year old-me, did you ever think what kind of a girl you would become, in the next 20 years? Have you wondered wether your dream would come true? Have you worried if you can't do whatever you want? Did you ever realize that maybe you are not as kind as you think you are? Mungkin dulu memang kamu bukan anak yang baik. Bukan anak yang patuh, bukan anak yang penurut. You just didn't know that those all were not good, and no one told you. Kamu pun tidak bermaksud ingin menyakiti orang, melukai perasaan orang, you just didn't know how to control your emotion. You didn't know what should you do if you were upset, or got frustrated, or got depressed.

Dear 8-year old-me, the older I get, the more I know that hurting people is easier than pleased them. Even when you don't mean to hurt someone's heart, before you know it, it happened, and it's your fault. You take all the responsibility. I don't know, maybe because I'm not good at showing my emotion. Tanpa disadari, sifat buruk itu menjadi kebiasaanku. Semakin banyak orang tersakiti, semakin besar dan dalam perasaan bersalahku. Again, I don't know how to handle this. 

Dear 8-year old-me, did you know that achieving your dream could be hurting people too. Bermimpi ternyata tak selamanya indah. Terkadang kamu harus menyembunyikan mimpi kamu. Terkadang kamu berpura-pura tidak menginginkannya hanya agar orang lain tidak kecewa. Or sometimes you just have to stop because no one wants it.

Dear 8-year old-me, I know, you were not like me today. You were way more cheerful, you were a lovely girl, I know it, at least to me. Thanks for being the nice of me. Thanks for making a good memory about the nice me.

Kamis, 04 Maret 2021

Eatinerary: Shabu Hachi

Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena pada akhirnya kami sekeluarga memiliki kesempatan untuk makan di restoran satu ini :_) Seterharu itu.

Persiapan pertama kali yang dilakukan adalah nonton review shabu hachi di youtube. Ada beberapa video yang alhamdulillah menjelaskan dengan detail banget cara makan di sana mulai dari antrinya sampai dengan jenis menu nya. Cocok lah buat pemula seperti saya.

Jadi, sesuai dengan saran dari mbak2 di video youtube, saya pun melakukan reservasi H-1 terlebih dahulu dengan menelfon restorannya. Nomor telfonnya bisa ditemukan dengan mudah di google, tinggal ketik nama restorannya. Lakukan reservasi dengan menyebutkan hari serta jam nya. Waktu itu saya pilih jam 10, biar ga terlalu rame dan itu adalah jam buka resto.

Oh iya selingan dikit. Kenapa sih pilih Shabu Hachi. Pertama, saya ingin mencoba restoran all you can eat dengan tema daging dan masak2, karena selama ini belum pernah aku tuh. Kedua, ingin yang sudah ada halal MUI. Dan ternyata SH adalah resto shabu pertama yang berlogo halal MUI. Kalau ada resto yang concern sama halal gini, keinginan buat nyoba tuh jadi berkali-kali lipat. Makanya akhirnya saya kuatkan hati dan dompet untuk ke sini.

Saat masuk resto, kita harus mengantri terlebih dahulu untuk mengikuti protokol kesehatan. Pertama adalah mencuci tangan di keran yang sudah tersedia. Kemudian dilakukan pengecekan suhu tubuh oleh petugas resto, selanjutnya dilakukan pengukuran saturasi. Yang terakhir sih keren, baru kali ini saya ke tempat publik yang mau ukur saturasi. Sebelumnya jari yang akan diperiksa harus menggunakan sarung tangan plastik sekali pakai, dan setelahnya bisa dibuang. Baru kemudian masuk ke restorannya, diantarkan ke tempat duduk sesuai jumlah orang.

Lagi-lagi, untuk beginner seperti saya, cukup bingung saat lihat menunya. Terdiri dari 2 jenis masakan, shabu dan grill. Masing-masing orang boleh memilih salah satu atau dua2 nya. Penting untuk diingat, apabila kita ke sana lebih dari 1 orang, maka pilihan jenis makanan harus sama. Misalnya kita ke sana sekeluarga dengan kedua orang tua dan 2 orang kakak. Apabila sang bapak ingin makan shabu saja, namun ibu ingin makan grill saja, maka dengan terpaksa rombongan keluarga ini harus pilih shabu + grill untuk masing2 orang. Karena apabila bapak tetap ingin pilih menu shabu saja, maka di meja makan rombongan ini tidak disediakan untuk grill nya, begitupun sebaliknya.

Nah kalau sudah memilih paketnya, sebagai contoh misal rombongan keluarga ini akhirnya memilih shabu + grill, kemudian kita harus menentukan pilihan lagi untuk dagingnya. Hampir mirip dengan kasus shabu vs grill, apabila kakak pertama mau pilih daging premium, tapi yang lainnya daging biasa, maka kakak pertama hanya bisa refill daging premium sebanyak 4 plate (atau berapa ya, saya lupa. Intinya daging premiumnya tetap dibatasi) untuk selanjutnya hanya bisa refill daging reguler. Tapi tenang, biarpun reguler tetap ini mah bebas, semau kita. Lain halnya jika satu keluarga kompak memilih daging premium, maka mereka bebas nambah sesuka hati si daging premium ini. Jangan lupa untuk lambai2 mbak2 nya ya jika ingin refill, karena daging premium mereka yang sajikan. Bukan yang tersedia di buffet nya.Ya boleh2 aja sih kalau mau refill daging reguler di buffetnya, tapi kan sayang udah bayar mahal buat premium. Oh iya kelas-kelas daging ini banyak tingkatannya yaa.. Ada 4 atau 5, yang jelas ada harga ada kualitas. Selain itu, kalau minta refill, mintalah sesuai jenis masakannya, apakah daging untuk shabu atau untuk grill. Karena daging yang untuk grill sedikit lebih tebal.

Selanjutnya sama seperti restoran all you can eat lainnya. Berkeliaran lah sebebas mungkin. Semuanya sudah tersedia di buffet tengah, lagi2 di bagi dua kelompok besar ya. Shabu dan grill. Termasuk sausnya. Sebenernya tidak terlalu masalah sih kalau bahan grill malah direbus, atau rebus2an malah dibakar, itu kan selera masing-masing. Tapi, kalau mengikuti kaedah yang berlaku maka rasanya akan lebih maksimal. Apalagi masalah persaosan. Panggang-memanggang apabila diawali dengan saus yang tepat, rasanya akan lebih enak, percaya deh!

Oh iya, mundur dikit, saat sudah memilih antara shabu dan grill, untuk yang memilih shabu akan ditawarkan jenis kuah yang diinginkan. Saran saya, kalau barengan, maka masing2 pilih yang berbeda-beda biar bisa saling icip. Tapi semuanya enak kok

Selain hal-hal umum tadi, jangan lupa juga di sini banyak banget side dish nya. Boleh banget dicoba asalkan tidak berlebihan. Peraturan utama adalah kenyangkan dulu perut anda dengan daging-dagingan, saat sudah bosan baru deh icip2 side dishnya. Ada es krim, nasi putih, nasi goreng, kimchi, sushi, aneka bubur. Dan akan sangat membantu juga kalau punya balita. Oh iya ada teriyaki juga.

Sudah deh sekian review singkatnya. Kalau rasa, udah ga perlu dibahas sih. Enak bangeeeeeet. Saran saya sih buat yang emang ke sana sekali-kalinya, atau pas perayaan besar saja seperti anniversary, ulang tahun, akan sangat lebih indah kalau pilih jenis daging yang bagusan dikit. Because it's totally worthed it.

Senin, 15 Juni 2020

Lawakan ga lucu

Sebete2nya saya, jarang-jarang bgt saya mengumbar2 di sosmed. Paling banter orang2 dekat yg kena korban semprotan kesewotan saya. Tapi kali ini gue lagi ga mau merepotkan orang-orang sekitar.

Adalah suatu grup yg salah satu isinya barusan ngepost hal yg nggak lucu yg secara ga langsung ada sangkut pautnya sama gue sih. Kalau orang normal mungkin langsung bales aja gitu kan. Tapi secara gue males ngomong, tertutup dan males berurusan juga sama tuh orang, mending gue ngedumel disini.

Yang gue ga habis pikir, kita semua tuh udah sama2 tuir, udah ga jamannya becanda alay ga jelas dan menyindir dan menyakitkan hati gitu. Adaa aja orang yang gagal dewasa yah.
4-5 tahun belakang lawakan itu mungkin bakal ditanggapin ketawa bareng2. But not today
Not in this age, not in this stage of life

Semoga cepet dapet hidayah deh lu
Kadang muak luar biasa sih gue dengqqan kegaringan ini

Rabu, 05 Juni 2019

Syawal 1440

Happy Ied to me
Taqabbalallahu minna waminkum

Ramadhan kali ini datang dengan tantangan sekaligus rahmat yg luar biasa besar. Sulit bagi saya untuk merasakan kenikmatan dan kekhusyukan dalam menjalankan ibadah, meanwhile di tahun sebelum2nya pun ibadah saya masih amat sangat jauh dari sempurna. Senantiasa selalu ada rasa sedih dan iri kalau melihat teman lain dalam semangatnya menyambut dan menjalankan ibadah ramadhan. Tapi semua harus wajib selalu disyukuri. Saya harus selalu mengingatkan diri bahwa begitu banyak rahmat Allah yg telah dilimpahkanNya bagi saya, bagi keluarga saya. Jadi segala kekurangan2 saya di bulan ini saya jadikan pelajaran dan bahan evaluasi diri untuk ramadhan akan datang (semoga kita semua dipertemukan dengan ramadhan tahun berikutnya). Karena segala kekurangan jika  disesali hanya menjadikan kita kufur akan rahmat Allah.
Sebaliknya syukur sebanyak2nya saya panjatkan pada Allah SWT aqqqtas segala karunia dan rahmatNya. Yang tak akan bisa tergantikan oleh apapun.

Lebaran tahun ini seperti 5 tahun ke belakang, tidak dirayakan di rumah. Dan menelfon ke rumah utk mengucapkan selamat lebaran pun tidak dihiasi tangis haru biru. Kangen kue lebaran mama, kangen kue blekfores mama yang dipajang dengan penuh kebanggaan di meja makan tapi diumpetin kalau ada tamu segerombolan datang (kalau tamu satu2 dan orang dekat masih bisa ditolerir mama), kangen salaman sama papa, mama, abang, dedek setelah lebaran, kangen pergi shalat sama2 ke masjid depan rumah, kangen dengerin khutbah di depan rumah yang biasanya padat berisi, kangen ketupat dan masakan mama (apapun itu I always love everything she cooks), kangen sarapan katupek makan siang katupek makan malam katupek bisuaknyo katupek, kangen sarapan seminggu lamanya dengan sasaik blekfores. Kangen semuanya. Semoga saya ga pernah lupa nikmatnya lebaran di bukiktinggi.

Dear sayangku sibiran tulang, semoga ada kesempatan kita lebaran di bukittinggi ya nak :)
Ditulis bunda setelah beres nyuci mandi dan shalat, pastinya pas kamu lagi bobo

Selasa, 21 Mei 2019

Tanjung Batu, The Beauty of Simplicity

Hampir setahun sudah saya meninggalkan suatu kampung kecil bernama Tanjung Batu, tempat saya dan suami menjalani program PTT. Tanjung Batu begitu berarti banyak dalam hidup saya. Walaupun hanya tinggal selama 10 bulan di sana, Tanjung Batu sudah seperti kampung kedua saya. Sudah saya cintai dan rindukan sebagaimana kampung halaman tempat lahir sendiri. Orang-orang disana pun sudah saya anggap sebagai keluarga sendiri, meskipun mungkin bukan sebaliknya, haha. Tapi tak apalah, memang saya sudah terlanjur cinta akan kampung kecil nan sederhana itu.
Pertama kali menaiki kapal dari pelabuhan Batam menuju pulau Karimun, tiba-tiba saja air mata mengalir. Perasaan saya bercampur aduk kala itu. Perjalanan luar pulau pertama kali bersama suami, dan juga perjalanan pertama kali bagi saya menuju provinsi Kepulauan Riau. Semua perasaan campur aduk kala itu. Sedih, terharu, deg-degan, excited, bingung. Tidak berharap apa-apa, tapi juga belum siap akan hal-hal buruk.

Alhamdulillah sesampai di Tanjung Balai Karimun kami disambut lumayan hangat oleh orang-orang dari Dinas Kesehatan. Dari sana kami kemudian menuju pulau Kundur, tempat desa bernama Tanjung Batu berada. Tempat kami mengabdi untuk beberapa bulan selanjutnya.

Setibanya pertama kali di Tanjung Batu, satu kata yang sangat menggambarkannya adalah sederhana. Tidak, desa ini tidak terlalu terbelakang. Banyak ruko-ruko, warung makan, listrik dan air hampir 24 jam, jaringan internet aman. Semuanya ada namun juga tidak berlebihan. Inilah yang saya suka dari Tanjung Batu. Semuanya sederhana, tidak kurang, tidak pula lebih. Dan semua masyarakatnya hidup dengan penuh syukur. Terbukti dari keceriaan dan keramahan mereka. Banyak dari penduduk asli Tanjung Batu yang berkuliah tidak hanya di Kepri saja namun juga di luar provinsi yang jauh. Namun kebanyakan dari mereka setelah menamatkan kuliah, balik lagi ke kampung halaman. Mungkin semua itu memang hanya karena besarnya rasa cinta mereka terhadap kampung halamannya.

Bertemu dengan beberapa staf Puskesmas Tanjung Batu hanya menambah rasa kagum saya terhadap masyarakatnya. Semakin membenarkan adanya bahwa masyarakat melayu ini memang sangat ramah, suka bergurau, apa adanya. Setibanya kami di pelabuhan Tanjung Batu, kami dijemput oleh supir ambulans puskesmas, Bang Indra namanya. Kemudian sekilas beliau menjelaskan jalanan Tanjung Batu. Dari pelabuhan menuju puskesmas, sepanjang jalan itu, itulah Tanjung Batu. Lebih tepatnya Tanjung Batu Kota namanya, semacam nama kelurahannya (dalam ruang lingkup lebih sempit). Sepanjang jalan utama itu, kami melewati kantor pos, kantor polisi, sekolah, beberapa bank (Mandiri, BRI, Bank Riau Kepri), Kantor kecamatan, kantor-kantor perangkat desa lainnya, Balai Sri Gading (balai pertemuan), Masjid, Gereja, Klenteng, yang paling banyak adalah ruko dan warung makan.

Hari-hari pertama kami lalui dengan mencoba segala kuliner yang ada dan menjelajah sejauh mungkin pulau Kundur. Sejauh yang bisa saya ingat, tidak pernah rasanya makanan yang saya makan di Tanjung Batu terasa tidak enak. Semua rasanya enak. Beberapa bulan terakhir barulah saya bisa benar-benar mengklasifikasikannya mana yang enak, sangat enak, dan kurang enak. Bisa jadi karena sudah bosan. Atau mungkin juga karena saat awal-awal di sana kami masih pasangan newly wed, yang semua hal terasa indah, semua makanan terasa nikmat :D
Indahnya masa-masa pengantin baru <3

Berhubung sudah semakin malam, saya sudah agak mengantuk, kebaperan sudah perlahan hilang, dan saya sudah tidak fokus, saya sudahi dulu tulisan melow2 saya tentang Tanjung Batu.
Insya Allah kapan-kapan akan saya sambung lagi kalau saya lagi baper, hehe.. 

Selasa, 02 Februari 2016

song of a lifetime




"Nothing's Gonna Change My Love For You"


If I had to live my life without you near me
The days would all be empty
The nights would seem so long
With you I see forever oh so clearly
I might have been in love before
But it never felt this strong
Our dreams are young and we both know
They'll take us where we want to go
Hold me now
Touch me now
I don't want to live without you

Nothing's gonna change my love for you
You ought to know by now how much I love you
One thing you can be sure of
I'll never ask for more than your love
Nothing's gonna change my love for you
You ought to know by now how much I love you
The world may change my whole life through
But nothing's gonna change my love for you

If the road ahead is not so easy
Our love will lead the way for us
Like a guiding star
I'll be there for you if you should need me
You don't have to change a thing
I love you just the way you are
So come with me and share the view
I'll help you see forever too
Hold me now
Touch me now
I don't want to live without you

Nothing's gonna change my love for you
You ought to know by now how much I love you
One thing you can be sure of
I'll never ask for more than your love
Nothing's gonna change my love for you
You ought to know by now how much I love you
The world may change my whole life through
But nothing's gonna change my love for you
Nothing's gonna change my love for you
You ought to know by now how much I love you
One thing you can be sure of
I'll never ask for more than your love

Nothing's gonna change my love for you
You ought to know by now how much I love you
One thing you can be sure of
I'll never ask for more than your love
Nothing's gonna change my love for you
You ought to know by now how much I love you
The world may change my whole life through
But nothing's gonna change my love for you
Nothing's gonna change my love for you
You ought to know by now how much I love you
One thing you can be sure of
I'll never ask for more than your love

This song is written by Gerry Goffin and Michael Masser, and was originally recorded by George Benson in 1985. It became popular again in 1987 when sung by Glenn Medeiros. (source: Wikipedia) 
And this video above is its Westlife version released in 2006. And I, I heard this song for the first time, honestly, in one of korean drama series REPLY 1988, just a couple of weeks ago.

This song, just sweet :'')

One thing you can be sure of
I'll never ask for more than your love

Jumat, 30 Oktober 2015

“Alice: How long is forever? 

White Rabbit: Sometimes, just one second.”

- Lewis Carrol, Alice in Wonderland 

Sabtu, 29 Maret 2014

"The Call"

It started out as a feeling
Which then grew into a hope
Which then turned into a quiet thought
Which then turned into a quiet word
And then that word grew louder and louder
'Til it was a battle cry
I'll come back when you call me
No need to say goodbye

Just because everything's changing
Doesn't mean it's never been this way before
All you can do is try to know who your friends are
As you head off to the war
Pick a star on the dark horizon and follow the light
You'll come back when it's over
No need to say goodbye
You'll come back when it's over
No need to say goodbye

Now we're back to the beginning
It's just a feeling and no one knows yet
But just because they can't feel it too
Doesn't mean that you have to forget
Let your memories grow stronger and stronger
'Til they're before your eyes
You'll come back when they call you
No need to say goodbye
You'll come back when they call you
No need to say goodbye



Akhir-akhir ini dapet postingan yang sedikit mengejutkan sekaligus menyenangkan dari sebuah grup medsos, katanya bulan Ramadhan tinggal 100 hari lagi, apa yang sudah dipersiapkan?

Senang karena Ramadhan yang indah dan penuh berkah itu akan datang lagi :D Kaget karna ga kerasa banget sebentar lagi udah mau Ramadhan aja. Padahal rasanya belum lama ini saya menangis-nangis minta pulang saat Idul Fitri.

Lalu, apa saja yang sudah dipersiapkan? Ini bikin sedih :''(   mengingat kondisi saat ini yang ....

Lalu, saya ingat rumah. Sudah 2 atau 3 tahun tidak menikmati setengah dari Ramadhan di rumah saja, yang namanya Ramadhan itu bagi saya tetap artinya rumah, ingatan yang paling melekat di saat-saat Ramadhan adalah suasana rumah yang tenang, mama yang sibuk memasak, ajakan papa di sore hari untuk membeli "pabukoan" alias ta'jil, berbuka bareng di ruang tengah yang dibentangin karpet, mempersiapkan pabukoan, piring-piring, teh manis anget, memanggil dedek untuk segera berbuka yang biasanya lagi sibuk main games atau nonton, atau internetan di depan laptop. Lalu malamnya pergi ke masjid dekat rumah untuk shalat Isya berjamaah + tarawih + ceramah agama.

Entahlah bagaimana Ramadhan tahun ini. Yang pasti waktu-waktu indah seperti dulu akan semakin berkurang. Semoga Allah masih mengizinkan kita untuk bertemu bulan Ramadhan, dan semoga ada kesempatan untuk berkumpul kembali seperti tahun2 lalu.

http://www.quotesfrenzy.com/86152/sad-love-quotes-16-2


Oh iya, lagu di atas malah ngingetin saya tentang rumah. Kangen. Walaupun artinya ga terlalu nyambung sih, hehe.

Senin, 10 Februari 2014

Akhirnya ngajar :)

Akhirnya menemukan celah juga untuk menulis. Adalah Jumat sore tertanggal 24 Januari saya seharusnya menulis di blog ini sesuai janji saya saat itu. Ada apa emangnya di hari itu? Well, sebelumnya FYI, berkat tawaran dari Juan yang baik hati, selama sekitar setengah bulan saya liburan di nangor, 2 hari dalam 1 minggunya saya rutin habiskan untuk mengajar bocil-bocil berbahasa inggris. Awalnya saya pikir nothing to lose, di saat saya bengong nggak jelas di kamar kosan, dan memang benar-benar tidak ada kegiatan yang urgent dari kampus, "why not?" pikir saya waktu itu ketika ditawarkan untuk menggantikan Juan mengajar selama sebulan, karena dia harus mengikuti program KKN.

Untuk memberikan gambaran dulu, sebelum saya benar-benar menerima tawaran itu, akhirnya saya memutuskan untuk ikut melihat-lihat gimana sih proses belajar mengajar di sana. Eh, taunya pas sampai di sana saya, berdua dengan Risma yang masih newbie, sudah ditawarkan untuk mengajar satu kelas, berisikan bocil-bocil berusia 3-5 tahun. Apa yang terjadi? Saya lebih banyak diam dan senyum-senyum, sementara Risma sepertinya sudah berusaha sangat keras menenangkan kelas, ditambah lagi pertanyaan anak-anak, "Miss Juan mana? Mau sama Miss Juan?" Oke baiklah, pada titik itu aku sudah berlatih sendiri di dalam hati merangkai kata yang masih terdengar sopan untuk menolak tawaran Juan. I can't stand on such things like this.

Tapi pada akhirnya, di sore yang niat awalnya hanya untuk melihat-lihat saja itu, saya memutuskan untuk mencoba, mengambil kesempatan, sekaligus menantang diri saya sendiri. Diri saya ini, yang saya amat kenali, sejujurnya memiliki perasaan yang tidak terlalu terasah dengan baik, alhasil sedikit berbeda dengan perempuan kebanyakan, tidak terlalu peka akan perasaan orang lain, dan hal lain juga yang terkait adalah sulit mendapatkan chemistry yang pas dengan anak-anak. Sementara the other girls, yaaah tau lah ya, yang ga bisa diam dan duduk tenang setiap melihat bayi atau anak kecil, yet, I'm not kinda that girl.

Nah, justru karena itulah, akhirnya saya menerima tantangan, eh tawaran dari Juan dan tentunya Bu Arry (yang mengelola les Bahasa Inggris ini). Pertama kali saya ngajar, semenjak dari kosan saya udah deg-degan parah. Udah siap sedia dengan amunisi (boneka2, dan benda2 lucu lainnya), lagi-lagi kelas yang saya ajar adalah bocil-bocil berumur 3-5 tahun, okay let's say this Toddlers's class. Alhamdulillah, setelah saya sukses mensugesti diri untuk menjadi anak kecil (bernyanyi-nyanyi riang plus gerakan yang overlimit, suara setengah cempreng), 15 menit lebih cepat dari yang seharusnya, anak-anak meronta-ronta ingin pulang. Akhirnya saya melakukan kesalahan besar, memulangkan mereka 15 menit lebih cepat. Setelah itu saya ditegur sama Bu Arry karena jadinya ga enak juga sama orang tua. Bu Arry, maafkan saya. Di kelas selajutnya, tidak terlalu jauh berbeda, ada 1 anak yang ga akan pernah bosan bercerita apaaaaaaaaaaa sajaa. Apapun. Dan lucuuuuu >,< Oke, walaupun anak ini sedikit mengganggu flow mengajar (hal ini sebelumnya udah diwanti2 sama Juan). Sebaliknya ada anak yang kayanya denial banget sama guru baru, alias saya, yang mana ini anak dari awal masuk sampai mau pulang, nunduuuuk aja, dan bahkan dia tidak duduk, melainkan bergulung di kursi. Tell me, how to face this

Menyadari kewalahan saya mengajar the toddlers, akhirnya Bu Arry menawarkan saya untuk mengajar anak-anak yang sedikit normal, eh maksudnya sedikit lebih besar, kisaran kelas 3-5 SD. Saya tanpa pikir panjang langsung menerima sekaligus bernapas lega :D Dan Alhamdulillah pengalaman mengajar selanjutnya ga sedahsyat pada hari pertama. Akhirnya saya malah menikmatinya. Sorakan "Yaaah" putus asa saat saya berkata, "Ya, boleh pulang, tapi...", atau "Sekarang kerjakan halaman setelahnya," wajah-wajah berseri-seri penuh semangat saat menjawab pertanyaan rebutan untuk tiket pulang, dan berbagai tingkah kepolosan mereka.

Ada satu hal yang menurut saya lucu dan menarik banget. Waktu itu saya ceritanya mau bikin games, tapi paling tidak anak-anaknya harus dibagi dalam 2 kelompok. Mengingat perbandingan laki-laki dan perempuan yang tidak seimbang, 7 (atau 6 ya?)  berbanding 4, saya menawarkan bagaimana kalau kelompoknya campur laki-laki dan perempuan (lupa akan kepolosan dan kejernihan hati mereka). Semua langsung bersorak "Gak mauu miss, gak mauu!" Berontak tidak setuju. Hahaaaa... saya hanya bisa senyum-senyum melihat respon mereka. Anak-anak yang polos, you just never know how you will be looking for each other in the next 10 or 15 years, maybe. Ini juga salah satu kenapa saya menikmati mengajar. Kepolosan mereka terkadang malah mengingatkan saya di saat-saat terburuk saya.

Anak kecil aja ga mau miss disatuin, masa yang lebih dewasa kalah sama anak kecil :p

Daan, kabar gembiranya lagi, dari kemaren2 yang lalu, Risma menghubungi saya tentang titipan Bu Arry, alias honorariuuuum (melompat senang). Ga pernah berharap apa-apa tentang satu ini sebenarnya, mengingat ekspresi Juan dulu yang bilang "Masalah honornya, terima aja, ga banyak." So what more can I say, right? Dan ternyata, kemarin saya baru benar-benar tau jumlahnya dari Risma, which is, udah lumayaaaaan banget banget. Mengingat saya rasanya ga ngapa-ngapain, hiiks :''') Makasih bu Arry, makasih semuanya, makasih anak-anak polos dan lucu yang udah mau saya ajar. Maafkan saya kalau terlalu banyak kekurangan. Semoga kelak kalian bisa jadi insan yang berguna, shaleh/ah, calon pemimpin umat, pemberi teladan bagi sekitar. love youuu <3

Oh iya, btw tanggal 24 Januari sejujurnya belum kejawab. Itu adalah hari terakhir saya mengajar anak-anak itu. Akhirnya hari itu saya menyatakan ketidaksanggupan saya pada Bu Arry, karena besok-besoknya saya udah harus pindahan ke Bandung dan akan lebih hectic di Bandung. Akhirnya Bu Arry memahami dan berusaha membujuk satu pengajar untuk bersedia menambah jam mengajarnya, menggantikan saya.